Bupati Fakfak Uraikan Sejarah Masuknya Islam ke Papua
Fakfak — Puncak peringatan 665 tahun masuknya Islam ke Tanah Papua ditutup dengan penyampaian sejarah oleh Bupati Fakfak di Taman Ma’ruf Amin, Jalan Izak Telusa, Jumat (8/8/2025). Dalam sambutannya, Bupati memaparkan jejak perjalanan Islam dari Mekkah hingga tiba di Papua pada abad ke-14.
Secara historis dan sosiologis, Islam masuk ke Indonesia melalui proses damai tanpa paksaan, sebagaimana dicatat oleh para orientalis. Catatan sejarah menunjukkan, Islam pertama kali masuk ke Kesultanan Tidore pada 1081, kemudian ke Kerajaan Malikussaleh di Aceh pada 1297, dan akhirnya ke Tanah Papua pada 1360, tepatnya di Fakfak.
Islam di Fakfak berkembang melalui Kampung Gar, dibawa oleh Syekh Abdul Gafar pada 8 Agustus 1360. Warisan sejarah itu tercermin dalam keberadaan Masjid Tua Patimburak di Distrik Furwagi, yang menjadi simbol panjangnya perjalanan Islam di Papua. Masjid tersebut bukan hanya pusat ibadah, tetapi juga pusat penguatan nilai budaya lokal.
Bupati menegaskan, semangat toleransi di Fakfak terwujud dalam semboyan idu idu manina, “satu tungku tiga batu”, yang terus diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Ia juga mengapresiasi peran organisasi Islam lokal dalam pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Terima kasih kepada MUI, panitia pelaksana, dan semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Semoga membawa hikmah dan keberkahan bagi kita semua,” ujarnya.
Rangkaian peringatan berlangsung sejak 5 Agustus hingga puncaknya pada 8 Agustus 2025, dengan suasana aman dan penuh peradaban. Bupati berharap momentum ini dapat memperkuat kerukunan antarumat beragama, suku, dan budaya di Kabupaten Fakfak.
Acara tersebut dihadiri Wakil Gubernur Papua Barat, Penjabat Sekda Papua Barat, Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga adat, organisasi perangkat daerah, dan warga. (Anj/Bid.IKP)