Pengurus PKK Fakfak 2025–2030 Resmi Dilantik, Bupati Fakfak: Jadilah Katalis Pembangunan
Fakfakkab.go.id – Pagi itu, Gedung Winder Tuare tak sekadar menjadi ruang pelantikan—tempat itu menjelma menjadi panggung harapan. Di antara gemuruh langkah dan bisik semangat, hadir ratusan kader PKK dalam balutan busana terbaik mereka. Mata mereka berbinar, bukan semata karena kebanggaan, tapi karena tekad yang tumbuh dari nurani.
Sabtu (10/5/2025) menjadi saksi dikukuhkannya kepengurusan Tim Penggerak PKK Kabupaten Fakfak masa bakti 2025–2030 oleh Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, S.sos, M.AP. Di hadapan para pemangku kepentingan, pemimpin organisasi wanita, dan tokoh masyarakat, ia tak hanya melantik, tapi menyulam harapan lewat kata-kata yang bernas dan menyala.
“PKK harus tumbuh sebagai gerakan yang lebih berani: berani memotivasi, berani mengeksplor,” ucapnya, mantap namun mengalir, seolah hendak menyentuh hati setiap perempuan yang hadir.
Bukan semata seremonial. Bukan hanya sekumpulan rapat dan laporan. PKK, kata Bupati Fakfak, harus menjadi denyut nadi pembangunan yang mengalir sampai ke ujung kampung, ke palung-palung kehidupan masyarakat yang paling sunyi. Kesehatan, pendidikan, kesejahteraan—di situlah mereka harus berdiri. Tegak. Tangguh.
“Saya ingin PKK hadir sampai ke akar rumput,” katanya. Kata ‘akar’ itu seperti doa, seperti sabda.
Dalam lantunan pesannya, ia mengingatkan bahwa langkah PKK tak boleh sendiri. Di balik semangat pengabdian, mesti ada pelukan sinergi bersama pemerintah daerah. Tanpa itu, gerakan hanya menjadi angin lalu, tak sempat menjadi hujan yang membasahi tanah.
“PKK tak bisa bekerja sendiri. Harus selaras dengan perangkat daerah agar dampaknya terasa hingga ke kampung-kampung,” tegasnya, seolah menabur benih kesadaran di ladang harapan.
Suasana khidmat melingkupi ruangan saat Wakil Bupati Fakfak, Drs. Donatus Nimbitkendik, M.T, Danrem 182 Jazira Onim, anggota DPRD Fakfak, dan para Pimpinan Organisasi Wanita, Keagamaan, serta Pemuda turut hadir sebagai saksi. Semua menyatu dalam sebuah momen yang tak sekadar formalitas, melainkan titik tolak perjuangan baru.
Dalam momen itu pula, Bupati Fakfak menyinggung posyandu—garda terdepan bagi anak-anak negeri. Ia menggugah para kader agar senantiasa menjadi pelita edukasi keluarga, penggerak pengetahuan, dan pembawa kesadaran tentang hidup sehat dan mandiri. Tentang masa depan yang dimulai dari pangkuan ibu dan gizi yang terjaga.
“Niatkan seluruh kegiatan sebagai amal ibadah,” ucapnya, mengalir lembut namun penuh daya. “Dengan langkah yang seirama, kita bisa wujudkan Fakfak yang maju, aman, dan berdaya saing.”
Dan di akhir pidatonya, ia menutup dengan kalimat sederhana, tapi menggenggam makna yang dalam:
“Semoga Allah meridhoi seluruh ikhtiar kita.”
Di pagi yang penuh cahaya itu, bukan hanya pengurus baru yang dikukuhkan. Tapi juga semangat. Sebuah janji dalam diam: bahwa perempuan, dengan kasih dan keberanian, akan selalu menjadi penggerak perubahan.