JAMBORE DAKWAH DAN FESTIVAL TELUK BERAU, DUA SISI MATA UANG, BEDA KEGIATAN SATU TUJUAN, PERKUAT KEUTUHAN NKRI
fakfakkab.go.id – Fakfak, 20 Desember 2022 – Beberapa Pekan dipenghujung Tahun ini, Kesibukan tampak menyelimuti Kota Pala, Kota Perjuangan, Kota Fakfak. Bagaimana tidak, dua acara besar dihelat bersamaan, yakni Jambore Dakwah Internasional 2022 dan Festival Ko Gangandin Pesisir Teluk Berau yang mengambil lokasi pelaksaan di Teluk Patipi dan di Pasar Sosar Distrik Kokas.
Mengutip dari laman Republika.co.id, Presiden AFKN, Ustaz M Zaaf Fadzlan Rabbany Garamatan menjelaskan bahwa Tahun ini akan dilaksanakan di kampung yang ada di Kabupaten Fakfak pada 19 Desember 2022 – 1 Januari 2023.
“Kita bikin Jambore Dakwah, kita bangun kampung itu dari nol, jadi tidak ada masjid maka masjid kita bangun, tidak ada air bersih maka air bersih kita bangun, semacam bedah kampung,” kata Ustaz Fadzlan dalam laman Republika.co.id.
Ustaz Fadzlan mengatakan, peserta yang ditargetkan hadir 6.000 orang. Mayoritas peserta dari Papua, sisanya dari berbagai daerah di Indonesia dan negara tetangga.
Lalu disela-sela padatnya Jadwal Kegiatan Pemerintah Daerah, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dr. H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M, menyempatkan waktunya untuk menyambangi Negeri Mbaham Matta ini. Terlihat Bupati Fakfak, Untung Tamsil, S.Sos, M.Si, bersama Wakil Bupati Fakfak Yohana Dina Hindom, SE, MM, turut serta dalam Penjemputan Mendag RI tersebut.
Sementara itu, Festival Ko gangandin disatu sisi ialah bentuk penerapan dari Prorgam Gempar Emas (Gerakan Membangun Pariwisata dan Ekonomi Masyarakat) disisi lain secara filosofis adalah bentuk persatuan dan kesatuan berbagai etnis suku dalam bagian mempertahankan keutuhan NKRI.
Festival Ko Gangandin adalah manifestasi dari akulturasi budaya serta toleransi yang hidup dan berkembang di pesisir Teluk berau (Fakfak, Sorong selatan, Bintuni, dll) Beragam suku dan etnis yang bertemu pada satu titik (Pasar tradisional). Singkatnya, secara otonom dan unconditionally terbentuklah suatu ikatan persaudaraan yang didalamnya sudah terpatri rasa toleransi, persaudaraan, solidaritas serta kerjasama.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan pun mengatakan bahwa “Selain mendongkrak Perekonomian warga melalui perdagangan makanan serta minuman, Festival ini juga menjadi Perekat dan Bentuk Kebersamaan merayakan sukacita”.
Dua kegiatan yang berbeda ini secara filosofis terlihat sama, sama-sama membawa pesan tersirat bahwa perbedaan adalah sarana untuk menyatukan, Keutuhan NKRI ada hal yang tak bisa ditawar apalagi digadaikan. (PROKOPIM SETDA)