Mar 02 2024
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. (sumber : Perpres 72 Tahun 2021).
ARAHAN PRESIDEN PADA RATAS TANGGAL 5 AGUSTUS TAHUN 2020
INTERVENSI SPESIFIK Sektor Kesehatan (Berkontribusi 30%)
INTERVENSI SENSITIF Sektor Non-Kesehatan (Berkontribusi 70%)
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN /KOTA, TERMASUK PEMERINTAH KABUPATEN FAKFAK DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Delapan Aksi Konvergensi : Instrument dalam bentuk kegiatan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memperbaiki manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar agar lebih terpadu dan tepat sasaran
Daftar Kampung Lokus penurunan Stunting Tahun 2023 di Kabupaten Fakfak :
PERKEMBANGAN SEBARAN PREVALENSI STUNTING KABUPATEN FAKFAK
Wilayah Kabupaten Fakfak terdiri dari 17 Distrik dengan jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebanyak 10 Puskesmas dimana terdapat Puskesmas dengan wilayah kerja mencapai dua sampai tiga Distrik dengan jangkauan yang cukup luas baik melaui transportasi darat maupun laut.
Situasi sebaran prevalensi stunting Kabupaten Fakfak per Distrik dalam kurun waktu empat tahun terakhir yaitu Tahun 2020, 2021, 2022 dan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambaran Kondisi Stunting Kabupaten Fakfak
Perlu diketahui bahwa prevalensi Balita stunting Kabupaten Fakfak pada tahun 2020 adalah 27,4%, tahun 2021 23,3%, tahun 2022 24,3% dan tahun 2023 17,8%dengan demikian dapat diketahui bahwa prevalensi Stunting di Kabupaten Fakfak sejak tahun 2020 sampai dengan 2023 mengalami penurunan sebesar 9,6%. Pada Tahun 2023 Prevalensi Balita stunting tertinggi berada di Distrik Fakfak Timur Tengah yakni sebesar 39,7% dan terendah di Distrik Pariwari sebesar 12,2%. Disamping itu, pada tahun 2023 terdapat 2 (dua) Distrik yang cenderung mengalami peningkatan prevalensi Balita stunting setiap tahun yaitu Distrik Fakfak Tengah dari tahun 2020 sampai 2023 naik sebesar 6,8%, Distrik Mbahamdandanra dari tahun 2020 sampai 2023 naik sebesar 14,7%. Sementara 15 Distrik lainnya mengalami penurunan. Terhadap Distrik yang mengalami peningkatan jumlah prevalensi perlu mendapat perhatian khusus guna percepatan penurunan stunting kabupaten Fakfak.
A. Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian
Faktor Determinan yang menjadi masalah di kab. Fakfak adalah Belum semua memiliki JKN dan terdapat kelarga yang JKN non aktif, terdapat Keluarga Bayi balita yang tidak memiliki Akses Terhadap Air Bersih, masih ada Keluarga yang tidak memiliki Jamban Sehat. Terdapat Bayi balita yang tidak di imunsasi dengan lengkap. Terdapat ibu hamil riwayat KEK, dan bayi balita memiliki penyakit penyerta.
B. Perilaku Kunci RT 1000 HPK yang Masih Bermasalah
Yang menjadi kendala dalam Kunci Rumah Tangga 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) Adalah Ibu Hamil Jarang Melakukan ANC dan tidak datang di posyandu. Bayi dan Balita yang Jarang datang di Posyandu. Sehingga perkembangan Ibu hamil, Bayi dan Balita Kondisi Pertumbuhan dan Perkembangan tidak dapat di pantau Secara Teratur.
C. Kelompok Sasaran Berisiko
Kelomopk sasaran yang beresiko Remaja Putri, Calon Pengantin, Ibu hamil, Ibu Nifas dan bayi balita, yang tinggal di daerah jauh dari layanan kesehatan yakni dari dua Distrik yang mengalami peningkatan prevalensi Stunting terdapat satu distrik yaitu Distrik Mbahamdandara, yang belum memiliki Puskesmas sehingga pelayanan Kesehatan masih bergantung pada Puskesmas distrik sekitarnya. Sementara Distrik Fakfak Tengah memiliki Puskesmas namun akses dari setiap kampung cukup sulit dijangkau sehingga masyarakat jarang berkunjung ke Puskesmas, pelayanan kesehatan sering dilakukan dengan metode Puskesmas Keliling yang dilaksanakan satu bulan sekali.
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan meningkatkan sarana dan prasarana guna mempermudah jangkauan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan, diperlukan juga dukungan pemerintah daerah dan lintas sektor terkait factor penyebab tidak langsung seperti penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan kualitas air dan sanitasi, jamban sehat serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan pangan lokal, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat guna peningkatan status kesehatan masyarakat selain itu perlu adanya kesadaran orang tua untuk membawa balita untuk diperiksa di layanan kesehatan.